02 OKTOBER 2011
Tampang enggan, lemas menuju kamar
Ku buka kotak hitam yang bernama laptop
Segera ku pilih icon bergambar petir, winamp
Tanpa pikir panjang ku pilih 2 band yang cukup akrab di telinga ku
Souljah dan shaggy dog
Menikmati ska sendiri tanpa kegaduhan, gontok gontokan, atau saling hantam sesama teman
6 jam sebelumnya, aku dan teman teman asyik berdansa
Namun dalam alunan kedamaian itu di selingi kekerasan yang kurasa di situ bukan tempatnya
Atau mungkin yang bernama kekerasan sekarang sudah gak jaman
Sempat kembali ekstase ketika seseorang meneriakan PEACE, RASTAFARA, YOMAAAN, UYEEE
Yang dimana kata kata tersebut tendensi kedamaian
Tapi itu hanya kata kalah dengan kaum kaum yang haus eksistensi dengan menjunjung sebuah kelompok atau individu
Bersandar di tembok
Tiba tiba terdengar kata yang menurutku saru
Dengan nada geram seseorang berkata "kapan ada acara punk?" "aku pingin bikin ribut disana"
Balas dendam kah?
Lagi lagi perbuatan yang kontraproduktif
Begitu mustahilkah kebersamaan?
Begitu haramkah saling bersulang dalam satu lingkaran?
Minggu, 02 Oktober 2011
Selasa, 02 Agustus 2011
BROMO 2
gaduh suara angin bromo
berlomba dengan getar badan
gigi saling bersentuhan dengan tempo tinggi
ribuan bintang tersebar berserakan
malam itu, hawa dingin bromo menyelimuti erat
aku menggigil, seperti waktu itu
waktu dimana jiwa ku hipotermia karena kebekuan
lalu, kehangatan sinar sunrise pertama menyentuh kepala
penat penantian sirna
kau datang membawa berjuta lara
sejarah, penantian, dan perihnya luka
aku bisa pergi ke puncak gunung
aku bisa pergi ke tengah tengah samudera
aku bisa pergi di antara kebingungan desa dan kota
ya, aku bisa kemana saja, namun jiwa ini terbawa oleh mu
berlomba dengan getar badan
gigi saling bersentuhan dengan tempo tinggi
ribuan bintang tersebar berserakan
malam itu, hawa dingin bromo menyelimuti erat
aku menggigil, seperti waktu itu
waktu dimana jiwa ku hipotermia karena kebekuan
lalu, kehangatan sinar sunrise pertama menyentuh kepala
penat penantian sirna
kau datang membawa berjuta lara
sejarah, penantian, dan perihnya luka
aku bisa pergi ke puncak gunung
aku bisa pergi ke tengah tengah samudera
aku bisa pergi di antara kebingungan desa dan kota
ya, aku bisa kemana saja, namun jiwa ini terbawa oleh mu
Senin, 04 Juli 2011
CORO
Bukan, dia bukan manusia, lihat saja, dia tak berkaki dua, dia berkaki enam. Dia mempunyai sungut, makhluk kecil menjijikan. Benar!! dia seekor coro.
Hei coro!! kau tak pantas di situ, ya di meja itu, sangat sumbang bila di pandang. Lambungmu tak cocok sama makanan makanan ini, Tenggorokanmu gak mampu menelan minuman ini. Ujung ujung nya kamu muntah muntah ato mencret. Hei!! kau mau tampil gaya atau sengaja meledek, sudah lah sudah, jangan ngoyo pingin jadi orang gedean. Bukan aku sombong, aku kasian sama kamu, tidurmu gak bakalan nyenyak dengan ini semua. Bangun bangun kamu pasti berkeringat, karena di kejar mimpi mimpi mu. Apa?? ooh kamu pingin pintar??jadi intelek??mimpimu semakin berjubel, buatku semakin kasian. Hmmm aku yakin kamu gak pernah mimpi basah, apa??, halaaah ngaku sajalah, mimpimu kan selalu penuh dengan mimpi mulukmu.
Pintar itu mahal disini, biaya sekolah, biaya kuliah tersangkut di langit, ngaca doong!! kau itu hanya seekor coro. Ssssttt disini gak perlu jadi intelek biar bisa kaya, cukup punya nama, banyak teman, koar sana sini, semprot sana sini, kong kali kong, amplop tebal, salaman. Ya itu saja cukup, aku yakin, bila itu semua terlaksana, syukur syukur kamu bisa nambahin, wajahmu pasti tetap tersenyum besok di koran koran, majalah, televisi.
Eh coro, itu ibumu sudah nyuruh tidur, matikan lampunya, ingat!! kalau mau ketemu aku di mimpi, cari saja aku di negara sebelah ya.
CORO MEMATIKAN LAMPU. PERLAHAN RUANGAN MENJADI GELAP. CORO TIDUR TAK BERSELIMUT TAK BERBANTAL, BAHKAN TAK BERBAJU. DIA INGIN BERTEMU ORANG YANG TADI. DAN DIA TAHU BETUL, BAHWA DI NEGERI SEBERANG AMAN. MAKA DARI ITU DIA TAK MEMAKAI APA APA.
Sabtu, 02 Juli 2011
bromo
Cerah, sabtu 2 juli 2011 di lautan pasir bromo.
Entah jam berapa sekarang, tapi yang pasti matahari di atas kepala.
mungkin jam 1 atau jam 2, mungkin.
Di depan ku sebotol bir yang penuh dengan busa.
Sambil menghirup asap rokok kretek, aku termenung.
Bingung, entah, aku bingung apa yang buat ku bingung, linglung.
Duduk bersila di atas pasir, mengais kata kata, lalu memilih, memilah.
Mencurigai diri sendiri, membohongi diri sendiri.
Mencoba berbohong, namun itu tak menolong.
Entah jam berapa sekarang, tapi yang pasti matahari di atas kepala.
mungkin jam 1 atau jam 2, mungkin.
Di depan ku sebotol bir yang penuh dengan busa.
Sambil menghirup asap rokok kretek, aku termenung.
Bingung, entah, aku bingung apa yang buat ku bingung, linglung.
Duduk bersila di atas pasir, mengais kata kata, lalu memilih, memilah.
Mencurigai diri sendiri, membohongi diri sendiri.
Mencoba berbohong, namun itu tak menolong.
Kamis, 16 Juni 2011
untuk gadis polan
Apa yang salah dari cinta?
kita berpisah setelah berjumpa
kisah yang jelas abadi tak kan pernah mati
kisah yang pada akhirnya beranakkan rindu
rindu bergumpal menjadi gunung
gunung yang siap mengeluarkan lava lava kerinduan
sejurus kemudian menghujam hati yang pilu
Rindu tak perlu ditanya, tak perlu bertanya
tak perlu kata kenapa dan untuk apa
rindu hanyalah rindu
dan tetaplah kau disana, di tempatmu.
dan aku disini di jalanku, jalan untuk selalu merindukanmu
rindu ini akan abadi, jika ku tak bertemu kamu lagi
ujung belati berjuluk rindu
menyayat malam hening
bertaburlah bongkahan bongkahan kenangan
melayang, beterbangan, tersebar, ada yang terbawa angin entah kemana
tapi yang pasti, kenangan tak kan hilang
walau di bekukan emosi, akan mencair oleh kehangatan kerinduan
goresan, sayatan ini
gambaran kerinduan mu yang membekas di dadaku, di hatiku, di jantungku, dan di hari hari ku
Apa yang salah dari cinta?
kita berpisah setelah berjumpa
kita berpisah setelah berjumpa
kisah yang jelas abadi tak kan pernah mati
kisah yang pada akhirnya beranakkan rindu
rindu bergumpal menjadi gunung
gunung yang siap mengeluarkan lava lava kerinduan
sejurus kemudian menghujam hati yang pilu
Rindu tak perlu ditanya, tak perlu bertanya
tak perlu kata kenapa dan untuk apa
rindu hanyalah rindu
dan tetaplah kau disana, di tempatmu.
dan aku disini di jalanku, jalan untuk selalu merindukanmu
rindu ini akan abadi, jika ku tak bertemu kamu lagi
ujung belati berjuluk rindu
menyayat malam hening
bertaburlah bongkahan bongkahan kenangan
melayang, beterbangan, tersebar, ada yang terbawa angin entah kemana
tapi yang pasti, kenangan tak kan hilang
walau di bekukan emosi, akan mencair oleh kehangatan kerinduan
goresan, sayatan ini
gambaran kerinduan mu yang membekas di dadaku, di hatiku, di jantungku, dan di hari hari ku
Apa yang salah dari cinta?
kita berpisah setelah berjumpa
Selasa, 31 Mei 2011
kemiskinan tak menyediakan banyak pilihan
gemah ripah loh jinawi
itulah negeri ini (katanya)
semua ada disini
sandang pangan papan pun terpenuhi
namun yang terlihat
hanya segelintir umat
dan sisanya hanya luka tersayat
luka yang jadi pemukiman lalat
lihatlah kawan mereka berpesta
di atas derita mereka masih bisa tertawa
hoooooi lihat di seberang sana
pengangguran beranak dua meregang nyawa
bukan pengecut atau pecundang
tapi kemiskinan tak menyediakan banyak pilihan
itulah negeri ini (katanya)
semua ada disini
sandang pangan papan pun terpenuhi
namun yang terlihat
hanya segelintir umat
dan sisanya hanya luka tersayat
luka yang jadi pemukiman lalat
lihatlah kawan mereka berpesta
di atas derita mereka masih bisa tertawa
hoooooi lihat di seberang sana
pengangguran beranak dua meregang nyawa
bukan pengecut atau pecundang
tapi kemiskinan tak menyediakan banyak pilihan
Rabu, 25 Mei 2011
Timur Tengah
segarnya ini hari
berteman kopi wangi
kicau burung bernyanyi
terasa damai di hati
desing mesiu
janji janji palsu
tawa kelakar, tangis merintih
menyayat renungan embun pagi
di atas mimbar berkoar
perdamaian jadi alasan
tentara adalah boneka perang
korban adalah hiburan
tak segar lagi udara pagiku
wangi darah dalam kopiku
peluru menari menikam tirani
enyahlah pagi ini
berteman kopi wangi
kicau burung bernyanyi
terasa damai di hati
desing mesiu
janji janji palsu
tawa kelakar, tangis merintih
menyayat renungan embun pagi
di atas mimbar berkoar
perdamaian jadi alasan
tentara adalah boneka perang
korban adalah hiburan
tak segar lagi udara pagiku
wangi darah dalam kopiku
peluru menari menikam tirani
enyahlah pagi ini
Senin, 23 Mei 2011
dongeng masa lalu
sore penuh keceriaan
anak anak bermain layang layang
ada juga yang bermain kejar kejaran
bermain dengan alam
malam di sebuah langgar
seruan memuji Tuhan
nyanyikan lagu dolanan
kesenangan tanpa mengeluarkan uang
saat senja datang
anak anak di paksa pulang
televisi gantikan dongengan
tanah lapang tinggal impian
alang alang berganti trotoar
belalang menjadi imigran
mencari negara yang tak silau kemajuan
anak anak bermain layang layang
ada juga yang bermain kejar kejaran
bermain dengan alam
malam di sebuah langgar
seruan memuji Tuhan
nyanyikan lagu dolanan
kesenangan tanpa mengeluarkan uang
saat senja datang
anak anak di paksa pulang
televisi gantikan dongengan
tanah lapang tinggal impian
alang alang berganti trotoar
belalang menjadi imigran
mencari negara yang tak silau kemajuan
Sabtu, 21 Mei 2011
senyum sunyi
gurau para perempuan di tengah pekatnya malam.
lengkingkan babi gonggongan anjing tak di hiraukan.
hanya satu yang tertanam dalam angan, tuan berkantong tebal kapankah datang.
sudi hati ini menjilat pantat, teringat anak tergolek lemas pucat.
enggan pulang tanpa membawa angan,hingga pagi menendang.
doa salah satu perempuan berselimut tawa kelakar.
kaum radikal memandang bengis.
tak peduli di balik itu sangat tragis.
yang tersirat hanya kotor dan najis.
kesempatan untuk menepis sangatlah tipis.
perempuan malam pasrah akan keadaan.
yang dia sadar anak tidak menangis.
perempuan malam berserah kepada Tuhan.
lengkingkan babi gonggongan anjing tak di hiraukan.
hanya satu yang tertanam dalam angan, tuan berkantong tebal kapankah datang.
sudi hati ini menjilat pantat, teringat anak tergolek lemas pucat.
enggan pulang tanpa membawa angan,hingga pagi menendang.
doa salah satu perempuan berselimut tawa kelakar.
kaum radikal memandang bengis.
tak peduli di balik itu sangat tragis.
yang tersirat hanya kotor dan najis.
kesempatan untuk menepis sangatlah tipis.
perempuan malam pasrah akan keadaan.
yang dia sadar anak tidak menangis.
perempuan malam berserah kepada Tuhan.
Langganan:
Postingan (Atom)