Senin, 30 Desember 2013

Mbah Raijo

Tembakau dibakar
Kakek bercerita

Tentang penjajahan
Bukan!
Kita tak dijajah
Kita berperang, melawan!

Kakek batuk, uhuk uhuk

Kemerdekaan itu bukan gula
Yang membuat semut tergila-gila
Kemerdekaan juga buka belati
Yang membuat prajurit berani mati
Kemerdekaan itu ... 

Tembakau dihisap dalam dalam
Kakek meneruskan

Aku perang puluhan tahun
Tapi sakit ini baru aku rasakan
Tanam paksa pernah kucicipi
Tapi lapar ini baru ku kenali

Kakek batuk lagi, uhuk

Merdeka hari ini adalah
Celeng yang berlari zig zag
Tubruk sana dan tubruk sini
Atau petani yang menanam beton di sawah mereka
Dan dengan bangga berkata "tanah ini membawa berkah"
Ya, merdeka hari ini adalah sesuap nasi
Yang bukan berasal dari Ibu Pertiwi

Hisapan terakhir

Tembakau dimatikan

Berdiri dari kursi kayu
Berbisik kepada angin
Sekarang kita benar-benar dijajah

---

*Obrolan dipagi buta bersama Mbah Raijo, orang gila kambuhan yang hampir tiap hari melakukan upacara bendera*

Rabu, 16 Oktober 2013

Suwung

Kau lupa

Tidak 
Aku ingat

Tidak 
Kau lupa
Goblok!

Ya, aku lupa
Terserah
Asu!

Lantas 
Apa yang kau ingat?

Tak tahu
Aku hanya ingat aku tak berjanji barang sekata pun
Padamu

Aku sakit

Jangan
Orang miskin dilarang sakit

Tidak
Ini benar-benar sakit

Makan
Lalu tidur

Uang dari mana?
Goblok!

Jatah besok
Asu!

Lantas
Besok?
Goblok!

Kau hina Tuhan
Asu!

Maaf
Dekat 
Sini

Buat apa?

Aku hanya butuh aroma tubuhmu
Mungkin

Bibirmu kering

Badanmu kurus

Alismu
Tebal seakan pernah dipupuk dalam kandungan

---

Hai

Kau
Sembuh?

Hanya butuh aroma tubuh

Mau mandi?

Tidak

Sarapan

Boleh

---

Senja

---

Besok?

Renang?
Pantai?

Pantai

Semeru?

Ayo!

Tidak sekarang
Asu!

Lho?!

Apa?!

Gila!
Goblok!

Aku kan rawat jalan

Ingin tidur?

Ngantuk?
Ayo tidur

Ayo

---

Hening

Hening

Hening

===

Mereka

Mengerti

Cinta adalah kata

Kedap suara

Kamis, 01 Agustus 2013

Gusar

Banyak ketidak-adilan manusia sesama manusia
Daki bukit
Lihat sekeliling
Bapak memperkosa anaknya
Si ibu sibuk menanak batu
Kamu tidak tahu siapa yang bisa dipercaya
Musuhmu mungkin sahabatmu terbaik
Sahabatmu mungkin musuhmu terburuk
Hari ini semeja minum bersama
Tak pasti esok hari, menikam dan mengkhianatimu
Dia. Sahabatmu, yang tahu segalanya tentangmu
Rahasiamu
Dia pula yang mampu membongkarnya
Sedangkan ayat Tuhan selalu berkata: 'sabar'

Seperti halnya bulan dan bintang
Tubuh adalah alat Tuhan untuk berbuat

Kamis, 09 Mei 2013

Balada Senja

Kekasih, senja ini bercerita
Tentang kebahagiaan, tawa, dan canda
Tentang rasa yang tak terungkap kata kata
Pongah kau berkata
Akulah sang juara
Dulu

Kekasih, senja ini mengirim duka
Setiap sinarnya mengirim luka
Singgasana jiwa runtuh seketika
Itukah yang disebut kenangan?

Kekasih, cahaya ini menyakitkan
Berbisik kepada daun tentang aku
"satu orang belum menyerah"
Sedangkan kau selalu berkata
"tutuplah mata, rasakan aku disana"
Akankah goresan jiwa selalu berlabuh ditempat yang salah

Kekasih, pulanglah
Sebelum aku lupa, rindu yang kemarin

Minggu, 14 April 2013

Aku adalah Pikiranku

Aku adalah seperti yang ada di pikiranku
Tak perlu kamu bayangkan, susah pastinya
Gambar aku seperti yang ada dipikiranmu
bagaimana? lebih mudah bukan

Lebih mudah mana dengan membayangkan surgamu?
Jangan bayangkan surga ku, lelah kamu dibikinnya
Lukis surgamu sendiri, angkat kuasmu! sudah?
Sangat dekat bukan, bahkan lebih dekat dari urat lehermu

Lalu, apa kau tidak ingin membayangkan hal yang lain?
Masih banyak kanvas terjejer bersih dan rapi
Angkat kuasmu, lukiskan hal indah lain
Yang untuk mendapatkannya kau tak perlu menciptakan neraka di dunia

Selasa, 05 Februari 2013

Kapak Kecil

"So if you are the big tree
We are the small axe
Ready to cut you down
To cut you down"

Itulah salah satu penggalan lirik dari Bob Marley dalam lagunya yang berjudul 'Small Axe', lagu yang ditunjukkan untuk kaum penindas saat itu. Tak bisa ditampik lagi bahwa sosok Bob Marley sangat karismatik tidak hanya bagi kaum Rastafari atau penikmat musik Reggae, namun juga bagi para revolusioner. Marley yang masa kecilnya sudah akrab dengan kehidupan jalan terkenal berani walau memiliki tubuh kecil jika dibanding teman temannya. Keberanian inilah yang melekat sampai Marley dewasa dan pada akhirnya menjadi musisi yang pamor kebintangannya tidak kalah dengan Eric Clapton dan semangat pembebasan menurut saya setara dengan Che Guevara ( walaupun mereka beda aksi ).

Rasa cintanya pada negara dan Afrika berbanding lurus dengan rasa "benci" pada kaum Babylon ( kaum penindas/penjajah ). Itu dapat ditemui dalam lirik lirik lagu Marley, seperti dalam lagu yang berjudul 'Crazy Bald Head'. Bald Head yang dimaksud adalah kaum Babylon. Pada lagu itu, Bob Marley bercerita tentang ketidak-adilan yang dilakukan oleh Babylon. Lagu itu menceritakan bahwa orang - orang kulit hitam yang menanam jagung namun setan "Crazy Bald Head" yang memakan habis. Mereka orang - orang kulit hitam dipaksa membangun penjara ( yang kemudian hari mereka sendiri berada di dalamnya ). Dipaksa membangun sekolah, yang anehnya sekolah adalah tempat yang juga digunakan untuk menindas mereka orang kulit hitam. Dengan cara menyebarkan doktrin dan pembenaran bahwa orang kulit hitam memang ditakdirkan untuk menjadi budak, sedangkan orang kulit putih adalah ras paling unggul di dunia. Tak salah bila Bob Marley mengatakan mereka "Crazy Bald Head" dan ingin mengusir mereka dari Jamaika atau lebih luasnya mengusir mereka dari dunia.

Tapi sayangnya, di Indonesia pesan pesan Bob Marley tidak semua bisa menangkapnya, mereka hanya tahu bahwa Reggae itu santai. Karena saya yakin, mirip seperti Iwan Fals, lagu lagu Bob Marley akan berdampingan dengan ketidak-adilan di setiap zaman.

Selamat ulang tahun Bob Marley
Teruslah bernyanyi karena masih banyak pohon pohon besar yang harus kami tumbangkan :)

Kamis, 03 Januari 2013

Atap ku

Malang waktu dini hari

Tiga ekor nyamuk, satu betina dan dua jantan
Si betina terbang genit menyapa kedua pejantan
Tapi si pejantan sedang khusyuk memburu
Karena kelaparan

Sudut ruang seberang
Keluarga cicak keluar sarang mencari makan
Tergoda melihat satu nyamuk terbang bersahabat
Mendekat

Waktu yang sama
kedua pejantan nyamuk sadar si betina dalam ancaman
Berteriak tapi percuma
Sudah nasib mungkin
Si nyamuk betina menjadi santap malam cicak kelaparan

Ini terjadi tidak hanya dalam semalam
Malam sebelumnya dan yang akan datang
Tapi aku baru sadar

Siklus alam harus berjalan
Bukan kejam, namun keseimbangan

Mau makan apa cicak tanpa nyamuk

Di luar jendela bulan masih duduk di atas kepala
Matikan TV, karena itu terlalu berbahaya
Matikan koneksi, bersosial tidak harus disana

Plafon, darimu kisah ini tergurat
Tentang keseimbangan alam
Yang jauh diluar sana telah rusak oleh keserakahan
Yang sudah ada masih akan diada-adakan
Siklus alam mulai linglung mengikuti perkembangan zaman

Sawah sudah hilang
Kerbau nganggur
Ular tak lagi makan tikus
Sebab tikus sudah tidak lagi disawah
Pak tani ku resah
Tidak ada sawah

Duhai langit
Duhai bumi
Duhai alam raya
Kuserahkan ragaku padamu

Bulan masih ditempat yang sama
Plafon, aku tunggu ceritamu selanjutnya