Senin, 25 Juli 2016

Stasiun Kecil Remang Kota

Di sebuah senja stasiun kecil remang kota
Seorang lelaki tak lelah memumpuk asa
Rindu yang menggunung
Lelah yang meluber menjadi telaga

Dalam benak seorang lelaki
Menunggu adalah kebijaksanaan
Bagi kereta
Melaju adalah keharusan

Stasiun menjadi semakin remang
Jangkrik meledek genit
Untuk orang-orang yang teburu dewasa

Dalam benak seorang lelaki
Berjuang adalah kesadaran
Bagi rel kereta
Menopang adalah kewajiban

Stasiun kecil kota memasang telinga
Karena mendengarkan adalah
Sebaik-baiknya bicara
Dan merenung adalah
Sebaik-baiknya rasa

Senja stasiun kecil remang kota
Yang tak lagi magis
Karena ulah pemerintah





Minggu, 17 Juli 2016

Mimpi Yang Tak Kenal Jalan Pulang

Di balik jendela tebal
Kereta melaju cepat menuju tempat berpulang
Senja seperti biasanya
Indah dengan kesunyiannya
Diam yang menyudutkan

Di sisi lain jendela tebal itu
Lelaki bertumpuk mimpi
Perasaan asing yang tak sempat dibagi
Lelah dengan semua utopia
Yang tercetak di lembar-lembar buku

Lelaki itu sadar
Dia akan kalah pada akhirnya

Namun dia tidak sekalipun ingin membunuh mimpinya
Dia hanya ingin menyederhanakannya