Sabtu, 21 Mei 2011

senyum sunyi

gurau para perempuan di tengah pekatnya malam.
lengkingkan babi gonggongan anjing tak di hiraukan.
hanya satu yang tertanam dalam angan, tuan berkantong tebal kapankah datang.

sudi hati ini menjilat pantat, teringat anak tergolek lemas pucat.
enggan pulang tanpa membawa angan,hingga pagi menendang.
doa salah satu perempuan berselimut tawa kelakar.

kaum radikal memandang bengis.
tak peduli di balik itu sangat tragis.
yang tersirat hanya kotor dan najis.

kesempatan untuk menepis sangatlah tipis.
perempuan malam pasrah akan keadaan.
yang dia sadar anak tidak menangis.
perempuan malam berserah kepada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar